Achmad Syaichu sungguh bersyukur dengan kondisinya saat ini, yang memiliki bengkel sendiri berkat bantuan program Z-Auto dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak tahun 2020 lalu turut berimbas pada perekonomian keluarganya, lantaran dirinya terkena PHK di tempatnya bekerja. Dia terpaksa menjadi pengangguran karena kantornya kala itu terpaksa gulung tikar karena masalah finansial.
Gundah dan khawatir, tentu dirasakannya kala itu. Apalagi Syaichu memiliki keluarga yang harus dihidupi. Sang anak pun masih menimba ilmu di bangku sekolah, yang tentunya harus ditopang kekuatan finansial yang stabil. Usianya yang sudah mencapai 56 tahun, menyulitkannya untuk mencari pekerjaan baru.
"Selain faktor umur dan pengalaman saya dalam bekerja hanya sebatas marketing, membuat saya sulit untuk mendapat pekerjaan kembali. Saya bahkan sempat mengubur harapan dalam-dalam untuk menyekolahkan anak di perguruan tinggi, jangankan untuk menyekolahkan anak, untuk kebutuhan makan keluarga saja terkadang kurang," kata Syaichu mengenang masa sulitnya.
Demi memenuhi kebutuhan keluarga, Syaichu rela bekerja serabutan. Pekerjaan apa pun dikerjakannya, yang penting dapur ngebul. Begitu pikirnya.
Hingga suatu hari, Achmad Syaichu mengikuti pelatihan servis sepeda motor di salah satu balai pelatihan daerah di DKI Jakarta. Ia berhasil lulus dan mendapatkan keahlian dasar memperbaiki sepeda motor juga sertifikasi profesi mekanik motor injeksi. Sadar hal itu tidaklah cukup untuk mengangkat perekonomian keluarganya, Syaichu mulai merintis bengkel dengan cara membuka jasa di depan rumahnya atau mobile pergi ke lokasi pelanggan jika ada ada yang menyuruhnya memperbaiki sepeda motor.
"Pola seperti itu saya jalani cukup lama di tengah keterbatasan dan berlangsung berbulan-bulan," katanya.
Suatu ketika, seakan menjawab doanya, Syaichu dipertemukan dengan BAZNAS yang tengah menggencarkan berbagai program produktif untuk membantu perekonomian masyarakat terdampak pandemi. Syaichu kemudian mengikuti proses seleksi yang diadakan BAZNAS dan berhasil lolos. Kemudian dia mendapat bantuan dari program UMKM dan tergabung bersama 50 penerima manfaat program Z-Auto di wilayah DKI Jakarta.
"Alhamdulillah, dari situ perlahan bengkel saya semakin berkembang. Bantuan BAZNAS sangat membantu saya mempunyai bengkel yang layak dan memiliki fasilitas yang memadai untuk menjalankan usaha bengkel," ujarnya.
Berbekal bantuan dari BAZNAS, kini Syaichu memiliki booth container, alat bengkel, dan modal kerja berupa oli dan sparepart. Perlahan, omzet yang didapatnya dari usaha bengkel pun semakin naik. Bahkan menyentuh ratusan ribu rupiah per harinya, dan angka ini terus bertambah tergantung konsumen yang terus berdatangan karena puas dengan pelayanannya.
Rasa syukur sangat dirasakan Syaichu, meski di usianya yang tak muda lagi, dia masih bisa produktif mencari nafkah untuk keluarga dan menyekolahkan anak lewat penghasilan yang cukup.
"Terima kasih BAZNAS dan para muzaki, karena berkat bantuan modal usaha yang saya dapat, kini saya mempunyai usaha bengkel, dan berharap dengan penghasilan yang saya dapat, bisa mengantarkan anak saya lulus sekolah di perguruan tinggi," tutup Syaichu di sela-sela memperbaiki motor milik pelanggan.
Bagikan berita ini